Fito Medicine : Journal Pharmacy and Sciences https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO <p>Fito Medicine : Journal Pharmacy and Sciences adalah jurnal resmi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Pancasakti Makassar.&nbsp;Jurnal ini terlebih dahulu terbit dengan versi cetak dengan <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1249430572&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN:&nbsp;2085-7942</a>&nbsp;dan versi online e-ISSN : <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1591920385&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">2723-0791</a> Jurnal ini secara berkesinambungan menerbitkan&nbsp;karya ilmiah yang berfokus pada pengembangan kajian farmasi diantaranya: Farmacologi; Farmakokinetik; Komunitas dan Farmasi Klinik; Kimia Farmasi; Tekhnologi Farmasi; Microbiology dan Bioteknologi Farmasi; Farmasi Herbal.</p> <p>Artikel-artikel yang dipublikasikan di Fito Medicine meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (tidak prioritas). Artikel yang akan dipublikasikan Fito Medicine akan ditinjau oleh editor internal dan eksternal. Keputusan diterima atau tidaknya suatu artikel ilmiah di jurnal ini menjadi hak dari Dewan Penyunting.&nbsp;</p> en-US hesty.setiawati@unpacti.ac.id (Hesty Setiawati) firmansyah@unpacti.ac.id (Firmansyah) Mon, 01 Jul 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Potensi Sediaan Mouthwash Ekstrak Kulit Buah Pinang (Areca catechu L.) sebagai Antibakteri Streptococcus mutans https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1455 <p><em>Areca nut husk (Areca catechu L.) contains chemical compounds such as tannins, flavonoids and alkaloids, which are basically compounds that play a role in inhibiting bacterial growth. The purpose of this study was to formulate a mouthwash preparation of areca nut husk extract (Areca catechu L.) and to determine the activity of the preparation based on antibacterial activity against the growth of Streptococcus mutans bacteria. The formulation consisted of negative control (K-), positive control (K+) and samples of areca nut husk extract (Areca catechu L.) with concentrations of 5%, 10% and 15% respectively.&nbsp; Parameters observed in this study included pH test, viscosity test, cycling test, and preparation activity test. The results showed that areca fruit peel had an inhibition of 9.1 mm (F1), 10.5 mm (F2), 12.4 mm (F3). The conclusion that Areca nut husk extract (Areca catechu L.) can be formulated into physically and chemically stable mouthwash preparations, and mouthwash preparations from Areca nut shell extract (Areca catechu L.) have antibacterial activity in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria.</em></p> <p>&nbsp;Kulit buah pinang (<em>Areca catechu</em> L.) memiliki kandungan senyawa kimia berupa tannin, flavonoid dan alkaloid, yang pada dasarnya merupakan senyawa yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan <em>mouthwash</em> ekstrak kulit buah pinang (<em>Areca catechu</em> L.) dan untuk mengetahui aktivitas sediaan berdasarkan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri <em>Streptococcus mutans</em>. Formulasi terdiri&nbsp; dari kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+) dan sampel ekstrak kulit buah pinang&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; (<em>Areca catechu</em> L.) dengan masing-masing konsentrasi 5%,10% dan 15%. &nbsp;Parameter yang diamati pada penelitian ini antara lain uji pH, uji viskositas, cycling test, dan uji aktivitas sediaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kulit buah pinang memiliki daya hambat sebesar 9,1 mm (F1), 10,5 mm (F2), 12,4 mm (F3). Kesimpulan bahwa ekstrak kulit buah pinang (<em>Areca catechu</em> L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan <em>mouthwash</em> yang stabil secara fisika dan kimia, serta sediaan <em>mouthwash</em> dari ekstrak kulit buah pinang (<em>Areca catechu</em> L.) memiliki aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri <em>Streptococcus mutans</em>.</p> Sitti Hadijah, Prayitno Setiawan, Nurul Mukhlisa, Djulfikri Mewar ##submission.copyrightStatement## https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1455 Mon, 01 Jul 2024 00:00:00 +0000 Identifikasi Senyawa Flavonoid Fraksi Daun Afrika (Vernonia amygdalina Dell.) Dengan Metode Spektrofotometri Uv- Visible Dan Infra Red (IR) https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1183 <p><em>African leaves are widely used for their anti-inflammatory, antioxidant, antidiabetic, antiviral, anticancer, antihelminthic, antiviral, anticoagulant, antithrombotic, analgesic, and antipyretic properties. It is estimated that the compounds responsible for these effects are flavonoids. Using UV-VIS and Infra Red spectrophotometry, the goal of this study is to identify flavonoid compounds from fraction of African leaves (Vernonia amydalina Dell.). African leaves were extracted using 96% ethanol. Using a separating funnel, the extract was divided into water soluble and solvent-soluble partitions, with n-butanol being the final partition that tested positive for flavonoids. Using TLC-Prevaratif to partition n-butanol into fractions and n-hexane ethyl acetate as the eluent (9:1), four fractions were obtained, including fraction F4, which tested positive for flavonoids. fractions, divisions, and extracts An alkali chloride (AlCl3) solution of 5% was used to identify extracts, partitions, and fractions. Using UV-VIS spectrophotometry, Fraction F4 was identified at a wavelength of 271.00 nm. Using an infrared spectrophotometer, the O-H, C-H, C=C, C=O, and C-O groups were found.</em></p> <p>Daun afrika banyak digunakan sebagai antiparasit, antimalaria, antihelmintik, antivirus, antikanker, antikoagulan, antitrombotik, analgesik dan antipiretik, antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes, dan antivirus, diperkirakan senyawa yang memberikan efek adalah senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifaksi senyawa&nbsp; flavonoid fraksi&nbsp; daun Afrika (Vernonia amydalina Dell.) serta dengan spektrofotometri UV-VIS dan Infra Red.&nbsp; Daun Afrika diekstraksi dengan etanol 96%, ekstrak dipartisi dengan pelarut etil ater dan air dengan corong pisah, partisi larut air selanjutnya di partisi dengan n-butanol,&nbsp; dihasilkan partisi n-butanol yang positif flavonoid. Partisi n-butanol di fraksi dengan KLT-Prevaratif dengan eluen n-heksan etil asetat (9;1), diperoleh 4 fraksi dan fraksi&nbsp; ke F4 yang positif flavonoid. Ekstrak, partisi dan fraksi diidentifikasi dengan AlCl3 (Aluminium Klorida) 5% untuk memastikan senyawa flavanoid. Hasil identifikasi Fraksi ke F4 menggunakan spektrofotometri UV-VIS diperoleh panjang gelombang 271.00 nm dan Spektrofotometer Infra Red diperoleh gugus O-H, C-H, C=C, C=O, dan C-O.</p> Andi Armisman Edy Paturusi, Syahrifuddin KA, Maria Yasinta Jemani ##submission.copyrightStatement## https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1183 Mon, 01 Jul 2024 00:00:00 +0000 Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Krim Ekstrak Batang Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L) dengan Variasi Trietanolamin Terhadap Staphylacoccus aureus https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1519 <p><em>Cream is a semi-solid preparation with one or more medicinal ingredients dispersed in two types of emulsions, namely water in oil (W/O) and oil in water (O/W) type cream. Lemongrass stems (Cymbopogon nardus L) contain citronellal, geraniol and cistronellol aimed at inhibiting bacterial activity. This research aims to formulate, evaluate physical quality and stability and determine the effect of variations in triethanolamine concentration on the potency of cream preparations. Citronella stems are macerated using 96% ethanol solvent then formulated into a cream preparation with an extract concentration of 20% with variations of triethanolamine in formula 1 (1%), formula 2 (2%), formula 3 (3%). The cream that is made is then tested for the physical quality of the preparation including organoleptic, type of cream, homogeneity, spread ability, stickiness, pH, viscosity and stability as well as testing the inhibitory activity of the cream preparation. The results of the research show that the lemongrass Steam Extract Cream With varying concentrations of Triethanolamine as an emulsifier meets good physical quality and stability. The higher the concentration of Triethanolamine as an emulsifier, the higher the inhibition zone produced. The drag zone obtained in formula 3 has the highest drag, namely 13.67 mm, followed by formula 2 and 1 with 12.77 and 11.33 mm</em>.</p> <p>Krim merupakan sediaan setengah padat dengan satu atau lebih bahan obat yang terdispersikan dalam dua tipe emulsi yaitu krim tipe air dalam minyak (A/M) dan tipe minyak dalam air (M/A). Batang Sereh (<em>Cymbopogon nardus</em> L) mengandung sitronelal, geraniol dan sistronelol bertujuan untuk menghambat aktivitas bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi, mengevaluasi mutu fisik dan stabilitas serta mengetahui pengaruh variasi konsentrasi trietanolamin terhadap potensi sediaan krim. Batang Sereh wangi dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% kemudian di formulasi menjadi sediaan krim dengan konsentrasi ekstrak 20% dengan variasi trietanolamin pada formula 1 (1%), formula 2 (2%), formula 3 (3%). Krim yang dibuat kemudian diuji mutu fisik sediaan meliputi organoleptik, tipe krim, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH, viskositas dan stabilitas serta pengujian aktivitas daya hambat pada sediaan krim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim ekstrak Batang Sereh Wangi dengan variasi konsentrasi Trietanolamin sebagai emulgator memenuhi mutu fisik dan stabilitas yang baik. Semakin tinggi konsentrasi Trietanolamin sebagai emulgator maka semakin tinggi zona daya hambat yang dihasilkan. Zona daya hambat yang diperoleh pada formula 3 memiliki daya hambat yang paling tinggi yaitu 13,67 mm, diikuti formula 2 dan 1 masing-masing sebesar 12,77 dan 11,33 mm</p> Nur Madynah, Nur Ilmi, Hesty Setiawati ##submission.copyrightStatement## https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1519 Mon, 01 Jul 2024 00:00:00 +0000 Aktivitas Fraksi Daun Krinyuh (Eupatorium odoratum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermis https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1528 <p>Kirinyuh Leaf (<em>Eupatorium odoratum </em>L.) Contains Tannins, Phenols, Flavonoids, Saponins and Steroids.&nbsp; Flavonoids are known to have antibacterial activity. This study aims to determine the activity of kirinyuh leaf fraction against Staphylococcus epidermidis bacteria. Kirinyuh leaf extract was prepared by maceration method using 96% ethanol as solvent. The results obtained in the first observation are FI (7,33mm, 7,52mm, 7,35mm and average 7,4mm) FII (7,42mm, 7,56mm, 7,71mm and average 7,56mm) FIII (7,54mm7,59mm, 7,74mm and average 7,62mm) and FN (10,30mm, 11,13mm, 11,26mm and average 10,89mm) while in the second experiment, it was obtained FI (7,98mm, 8,07mm, 8,03mm and average8,02mm) FII (9,09mm, 8,78mm, 8,55mm and average 8,80mm) FIII (8,94mm, 8,83mm, 8,71mm and average 8,82mm) and FN (11,87mm, 12,13mm, 12,17mm and average 12,05mm). Kirinyuh leaves have antibacterial activity with an inhibitory power of at low concentrations with moderate inhibition (inhibition zone 5-10mm).</p> <p>Daun kirinyuh <em>(Eupatorium odoratum </em>L.) mengandung tanin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid. Flavanoid diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi daun kirinyuh <em>(Eupatorium odoratum </em>L.) terhadap bakteri <em>Staphylococcus</em> <em>epidermidis</em>. Ekstrak daun kirinyuh <em>(Eupatorium odoratum </em>L.) dibuat dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil yang diperoleh pada pengamatan pertama yaitu FI (7,33mm, 7,52mm, 7,35mm dan rata-rata 7,4mm), FII (7,42mm, 7,56mm, 7,71mm dan rata-rata 7,56mm), FIII (7,54mm, 7,59mm, 7,74mm dan rata-rata 7,62mm) dan FN (10,30mm, 11,13mm, 11,26mm dan rata-rata 10,89mm). Sedangkan pada percobaan kedua diperoleh yaitu FI (7,98mm, 8,07mm, 8,03mm dan rata-rata 8,02mm), FII (9,09mm, 8,78mm, 8,55mm dan rata-rata 8,80mm), FIII (8,94mm, 8,83mm, 8,71mm dan rata-rata 8,82mm) dan FN (11,87mm, 12,13mm, 12,17mm dan rata-rata 12,05mm). Daun kirinyuh (<em>Eupatorium odoratum </em>L.) memiliki aktivitas sebagai antibakteri dengan daya hambat pada konsentrasi rendah dengan daya hambat yang sedang (zona hambat 5-10mm).</p> Moh Rifal, Muhammad Aris, Hesty Setiawati ##submission.copyrightStatement## https://journal.unpacti.ac.id/index.php/FITO/article/view/1528 Mon, 01 Jul 2024 00:00:00 +0000