Gambaran Pengelolaan Manajemen Logistik Obat Dan Alkes di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah
Abstract
Manajemen logistik obat merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan obat yang dikelola secara optimal demi tercapainya ketepatan jumlah dan jenis obat dan perbekalan kesehatan. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah. Pengambilan sampel pada penelitian ini didasarkan atas pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi seperti tenaga apoteker atau pun tenaga kesehatan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perencanaan obat dilaksanakan oleh kepala Instalasi Farmasi sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Pemesanan obat dilakukan berdasarkan sistem penunjukkan langsung sesuai kebutuhan dari IFK. Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang diserahkan dengan cara mencocokkan faktur dengan jumlah fisik barang yang datang, memeriksa masa kadaluarsa dan nomor batch barang sesuai faktur, mengecek kondisi barang, mencocokkan faktur dengan surat pesanan, serta menandatangi berita acara serah terima barang (BAST). Cara memisahkan obat berdasarkan sumber dan jenisnya, suhu kamar/ruangan serta model penyimpanannya menggunakan sistem FIFO (First in First Out), FEFO (First Expire First Out) dan sesuai abjad. Sistem distribusi obat di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah berdasarkan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Perbekalan Kesehatan Sistem Pengelolaan Manajemen Obat, Alkes, dan BMHP di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah sebagian sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian.
References
Tulus Sintani, Ahmad Zacky Anwary, M. F. A. (2017). Efektifitas Dan Efesiensi Manajemen Logistik Obat Pada Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur Tulus.
Nasir, J. A., Satoto, K. I., & Kridalukmana, R. (2014). Sistem Informasi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan. Jurnal Teknologi Dan Sistem Komputer, 2(1), 71–78. https://doi.org/10.14710/jtsiskom.2.1.2014.71-78
Wonda, D., Makaba, S., Medyati, N., & Ruru, Y. (2021). Analysis of Drug Management at Tingginambut Public Health Center in Puncak Jaya Regency. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 56(2), 212–234. http://gssrr.org/index.php?journal=JournalOfBasicAndApplied
Satrianegara, M. F., Bujawati, E., & Guswani. (2018). Analisis Pengelolaan Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi RSUD Lanto Daeng Pasewang Kabupaten Jeneponto. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 10(1), 37–47.
Rusly. (2016). FARMASI RUMAH SAKIT DAN KLINIK. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi.
Indonesia, M. K. R. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Science of Surverying and Mapping, 41.
Yuniariana Pertiwi, Zuhriana Latifani, M. T. K. S. (2016). Jurnal Ilmiah Kefarmasian DESCRIPTION OF DRUG STORAGE IN PRATAMA INSTALLATION IN. 72, 26–34.
Rezeki, D. S., Silaen, M., Girsang, E., & Nasution, S. R. (2022). Evaluation Of Drug Storage Using FIFO / FEFO Methods In Royal Prima Medan Hospital Pharmacy Installation. 9–17.
Hernandez Sampieri Roberto. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 7(2), 1–16. http://observatorio.epacartagena.gov.co/wp-content/uploads/2017/08/metodologia-de-la-investigacion-sexta-edicion.compressed.pdf
Nara, T. E., Tenda, P. E., Studi, P., Poltekkes, F., Kupang, K., Farmasi, G., & Manggarai, K. (2014). Pemakaian-Lembar Permintaan Obat (Lp-Lpo ) Dengan Perencanaan Obat Di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. 385–393.
Kementerian Kesehatan. (2010). Materi Pelatihan Kefarmasihan di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Ri.
Rambu, G., Day, L., Basri, M., & Sirait, R. W. (2020). Media Kesehatan Masyarakat RSUD WAIBAKUL KABUPATEN SUMBA TENGAH Media Kesehatan Masyarakat. 2(3), 25–39.