Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar

  • Fransiska Sri Ayu Nensi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar
  • Muharti Syamsul Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar
  • Nur Hamdani Nur Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar
Keywords: Faktor Risiko, Lingkungan, Kejadian Stunting

Abstract

Kejadian stunting pada balita berisiko mengalami kegagalan tumbuh kembang yang berdampak pada melambatnya perkembangan otak. Serta retardasi mental dan risiko kesehatan jangka panjang berupa risiko penyakit kronis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan terjadinya stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kelurahan Pa'baeng-Baeng Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif dengan desain penelitian case control. Jumlah responden penelitian adalah 54 orang yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan fasilitas air bersih (p=0.043; OR=4.086; 95% CI: 1.194-13.978), kebiasaan mencuci tangan (p=0.025; OR=0.212; 95% CI: 0.063-0.712), dan riwayat diare (p=0,022); OR=4.545; 95% CI: 1.356-15.238) merupakan faktor risiko balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar.

References

Ahmad, Z. F. (2019). Faktor Lingkungan Dan Perilaku Orang Tua Pada Balita Stunting Di Kabupaten Gorontalo.Jurnal Ilmiah Umum dan Kesehatan Aisyiyah , 93-94.

Djauhari, T. (2017). Gizi dan 1000 HPK. Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga, 13(2), 125-133.

Dinas Kesehatan Kota Makassar (2020) Jumlah Balita Stunting Tahun 2016-2019 Makassar :Dinas Kesehatan kota makassar

Kemenkes. (2016). Situasi Balita Pendek . ACM SIGAPL APL Quote Quad , 63-73.

Kemenes RI (2011) ‘Situasi Diare Di Indonesia’, Jurnal Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, 1–44.

Novianti, S. S. (2020). Hubungan Faktor Lingkungan Dan Prilaku Dengan Kejadian Stuntig Pada Balita: SCOPING REVIEW. Jurnal kesehatan komunikasi Indonesia,vol16,no 1 Maret , 153-161.

Nur, N. H., & Sudarman, S. (2021). Pengaruh Peer Group Health Education terhadap Peningkatan Perilaku Personal Hygiene Siswa Sekolah Dasar Kota Makassar. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(4), 530-535.

Syam, D. S. (2020). Hubungan kebiasaan Mencuci Tangan , Mengelolah Air Minum Dan Makanan Dengan Stunting DiSulawesiTenga/https:doi/10.1371//journal.pntd.0005591. Gorontalo Journal Of Public.

Syamsul, M., & Nur, N. R. (2018). Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Kejadian Infeksi Kecacingan pada Pemulung Sampah Usia Anak Sekolah Dasar di Tempat Pembuangan Akhir Antang Kota Makassar. Higiene, 4(3).

WHO,Unicef & Bank Dunia (2019) ‘Tingkat Dan Tidak tren padaanak malnutrisi’

Yuliani , S., Muhammad, I., & Agus , B. (2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Puskesmas Wonomulyo Kabupaten polewali Mandar Tahun 2019 . Jurnal Kesehatan Masyarakat , Vol. 5, No.2.

Zairinayati., P. R. (2019). Hubungan Hygiene Dan Sanitasi lingkungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita . Jurnal Ilmiah Multih Scincenn Kesehatan Vol 10, No 1,Juni , 78-91
Published
2023-08-15
How to Cite
Nensi, F., Syamsul, M., & Nur, N. (2023). Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar. urnal romotif reventif, 6(4), 608-613. https://doi.org/10.47650/jpp.v6i4.922