https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/issue/feedJurnal Promotif Preventif2025-11-13T23:06:38+00:00Nur Hamdani Nurhamdani.nur@unpacti.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Promotif Preventif (JPP) adalah Jurnal resmi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti Makassar. Jurnal ini terlebih dahulu terbit dengan versi cetak dengan <a href="http://www.issn.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1521877852&2151&&" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN: 2622-6014</a>. Dan sejak Agustus 2020 Jurnal ini secara berkesinambungan menerbitkan karya ilmiah versi online dengan periode terbit Februari dan Agustus dengan <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/data/sk1597287084.pdf" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN 2745-8644</a> yang berfokus pada pengembangan kajian kesehatan masyarakat, diantaranya: Epidemiologi; Kesehatan Lingkungan; Administrasi dan Kebijakan Kesehatan; Gizi Kesehatan Masyarakat; Promosi Kesehatan; Kesehatan dan Keselamatan Kerja.</p> <p>Artikel-artikel yang dipublikasikan di JPP meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli (prioritas utama), artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (tidak prioritas). Artikel yang akan dipublikasikan JPP akan ditinjau oleh editor internal dan eksternal. Keputusan diterima atau tidaknya suatu artikel ilmiah di jurnal ini menjadi hak dari Dewan Penyunting.</p>https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2293Pengaruh Media Video Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Tuberkulosis di Pulau Salibabu2025-10-14T06:45:19+00:00Chrisna N. Taaropetantaaropetan49@gmail.comMartha Marie Kaseketaaropetan49@gmail.comTheresia M. D. Kaunangtaaropetan49@gmail.comHarsali Fransiscus Lampustaaropetan49@gmail.comMargareth R. Sapuletetaaropetan49@gmail.com<p>Tuberkulosis (TB) pada remaja merupakan masalah kesehatan yang penting karena kelompok ini memiliki interaksi sosial yang tinggi serta tingkat pengetahuan dan kesadaran yang relatif rendah terhadap pencegahan penyakit. Meskipun program nasional TB belum secara khusus memfokuskan intervensi pada remaja, kelompok ini berpotensi menjadi sumber penularan di masyarakat. Promosi kesehatan melalui media video dinilai efektif karena bersifat menarik, mudah diakses, dan mampu meningkatkan pemahaman serta membentuk sikap positif terhadap pencegahan TB. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh media video promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja mengenai tuberkulosis. Desain penelitian menggunakan mixed methods dengan pendekatan sequential explanatory, dimulai dari penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi-experiment pretest–posttest, dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam untuk memperkuat temuan. Penelitian melibatkan 83 siswa SMA di Pulau Salibabu yang dipilih secara acak sederhana. Analisis data kuantitatif menggunakan uji paired sample t-test menunjukkan adanya pengaruh signifikan media video terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja terhadap TB (p < 0,05). Hasil kualitatif mendukung temuan tersebut, menunjukkan bahwa media video dipersepsikan lebih menarik, mudah dipahami, dan dapat diakses kembali secara mandiri. Disimpulkan bahwa media video promosi kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja mengenai tuberkulosis.</p>2025-10-14T06:41:16+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/1887Pengaruh Deviasi Positif Terhadap Kejadian Malaria Pada Penduduk Lokal Di Kelurahan Ardipura Kota Jayapura2025-10-15T11:38:35+00:00Muhammad Akbar Nurdinakbarrnurrdin@outlook.co.idTiti Iswanti Afelyanurdinakbar9@gmail.com<p>Malaria adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh <em>Protozoa Genus Plasmodium</em> dengan manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran limpa. Kelurahan Ardipura merupakan daerah endemis malaria yang memiliki kasus malaria masih tinggi di tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh deviasi positif terhadap kejadian malaria pada penduduk lokal di Kelurahan Ardipura Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2024 di Kelurahan Ardipura Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian <em>mix-method.</em> Pengambilan sampel menggunakan <em>purposive sampling </em>dengan besar sampel sebanyak 96 responden. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa teridentifikasi 8 (delapan) deviasi positif pencegahan malaria. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa deviasi positif yang teridentifikasi, hanya 5 yang berhubungan dengan kejadian malaria yaitu membersihkan lingkungan tempat tinggal (p= 0,000), menggunakan minyak kayu putih (p= 0,021), meminum air rebusan daun sambiloto (p= 0,015), mengonsumsi sayur daun pepaya (p= 0,011), dan menggunakan pakaian lengan panjang (p= 0,000). Pendekatan deviasi positif dapat digunakan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit malaria melalui peran aktif dari pihak Kelurahan Ardipura yang berkolaborasi dengan kader Kesehatan dari Dinas Kesehatan atau tokoh Masyarakat di Kelurahan Ardipura Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.</p>2025-10-15T11:38:35+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2136Efektivitas Sleep hygiene Sebagai Strategi Non-Farmakologis untuk Meningkatkan Kualitas Tidur pada Lansia dengan Hipertensi2025-10-15T11:43:31+00:00Erviana Ervianaeviana@unsulbar.ac.idLidia Peni Randeeviana@unsulbar.ac.idMuhammad Taufik Pageeviana@unsulbar.ac.idRisna Damayantieviana@unsulbar.ac.idMasniati Masniatieviana@unsulbar.ac.id<p>Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, dan pada lansia sering disertai gangguan tidur dengan durasi hanya 3–4 jam per malam yang dapat memperburuk kondisi fisik maupun tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas <em>sleep hygiene </em>terhadap kualitas tidur lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Lembang dengan desain <em>Pre-Experimental One Group Pretest-Posttest Design</em> pada 15 responden. Hasil uji <em>Wilcoxon</em> menunjukkan rata-rata skor kualitas tidur sebelum intervensi sebesar 10,13 dan setelah intervensi 4,00 dengan selisih 6,13 serta nilai signifikansi 0,001 (<0,05), yang berarti terdapat peningkatan kualitas tidur secara signifikan setelah pemberian sleep hygiene. Temuan ini membuktikan bahwa <em>sleep hygiene </em>efektif sebagai intervensi nonfarmakologis sederhana, murah, dan mudah diterapkan baik di rumah maupun layanan kesehatan primer, serta berpotensi meningkatkan kualitas hidup lansia hipertensi.</p>2025-10-15T11:43:31+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2188Analisis Implementasi Kebijakan Vaksinasi Booster Pasca Pandemi di Sulawesi Utara2025-10-15T11:47:41+00:00Chreisye Kardinalia Fransisca Mandagichreisyemandagi@gmail.comAngela Fitriani Clementine Kalesaranchreisyemandagi@gmail.comRicky Constantyn Sondakhchreisyemandagi@gmail.com<p style="text-align: justify;">Program vaksinasi booster COVID-19 merupakan strategi pemerintah Indonesia untuk memperkuat kekebalan masyarakat pasca pandemi. Meski demikian, capaian target di berbagai daerah, termasuk Provinsi Sulawesi Utara, belum optimal. Penelitian ini bertujuan menilai efektivitas kebijakan vaksinasi booster dengan menelaah data kesehatan masyarakat serta perspektif pemangku kepentingan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan delapan informan kunci, terdiri atas pejabat dinas kesehatan, kepala puskesmas, pemegang program, dan masyarakat penerima vaksin. Data diperoleh melalui wawancara mendalam serta observasi, kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil menunjukkan cakupan vaksinasi booster di Kota Manado baru mencapai 46,2%, jauh di bawah target 80% untuk pembentukan herd immunity. Rendahnya capaian dipengaruhi oleh persepsi masyarakat yang menganggap COVID-19 sudah terkendali serta hambatan distribusi vaksin. Namun, sebagian besar informan menilai booster tetap penting sebagai proteksi spesifik untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Temuan ini konsisten dengan studi terdahulu yang menekankan pentingnya komunikasi, distribusi merata, dan dukungan kebijakan berkelanjutan. Kesimpulannya, implementasi vaksinasi booster di Sulawesi Utara berjalan, tetapi belum efektif. Peningkatan edukasi publik, pemerataan akses vaksin, serta penguatan sistem monitoring sangat dibutuhkan.</p>2025-10-15T11:47:41+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/1932Analisis Efektivitas Biaya Risperidone dan Haloperidol pada Pasien Skizofrenia: Studi Kasus di RSUD Tombulilato Gorontalo2025-10-25T23:58:16+00:00Ryski Rahmawaty Lahmudinryskilahmudin@ubmg.ac.idRivaldy Saputra Mahaburyskilahmudin@ubmg.ac.id<p style="font-weight: 400;">Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa kronis dengan angka kekambuhan tinggi dan membutuhkan terapi jangka panjang. Hal ini menimbulkan beban ekonomi, baik bagi pasien, keluarga, maupun sistem layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan antipsikotik risperidone dan antipsikotik haloperidol di RSUD Tombulilato Gorontalo yang dilakukan menggunakan rumus perhitugan ACER dan ICER. Penelitian kuantitatif <em>cross sectional</em> dengan populasi sebanyak 69 pasien berdasarkan teknik pengambilan sampel secara <em>purposive sampling</em> memiliki kriteria inklusi sebanyak 22 pasien. Teknik analisis data dalam penelitian ini menghitung rasio biaya efektivitas rata-rata (ACER) dan nilai rasio biaya efektivitas inkremental (ICER). Hasil penelitian berdasarkan perhitungan ACER bahwa <em>outcome </em>WHO-DAS terapi risperidone lebih <em>cost effective </em>dan jika dilihat pada <em>outcome </em>LOS terapi haloperidol yang lebih <em>cost effective </em>sedangkan pada perhitungan ICER dengan <em>outcome </em>WHO-DAS pada terapi haloperidol membutuhkan biaya sebesar Rp. 35,699 untuk meningkatkan 1% efektivitas yang setara dengan terapi risperidone, dan pada <em>outcome </em>LOS pada terapi Risperidone memerlukan tambahan biaya sebesar Rp. 642,591 untuk mengurangi 1 hari lama rawat inap.</p>2025-10-25T23:58:16+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2059Persepsi dan Pengetahuan Masyarakat tentang Bahaya Pembakaran Sampah Terhadap Lingkungan dan Kesehatan di Palu, Indonesia2025-10-26T00:02:26+00:00Mustafa Mustafamtata48@gmail.comRos Ariantyrosarianti69@gmail.comPurnama Sidebangpurthebank88@gmail.comIksan Nasrunmtata48@gmail.com<p>Praktik pembakaran sampah rumah tangga memiliki dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Kurangnya kesadaran masyarakat menjadi faktor utama dalam masih tingginya praktik tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap dampak pembakaran sampah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan observasional analitik yang melibatkan 100 responden kepala keluarga. Responden dipilih dengan metode <em>simple random sampling</em>. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang disebarkan secara langsung, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square untuk menguji hubungan antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan dengan pengetahuan (p < 0,05), serta antara pendidikan dengan persepsi (p = 0,004). Sementara itu, variabel umur tidak menunjukkan hubungan signifikan baik terhadap pengetahuan maupun persepsi. Kesimpulannya, pendidikan dan pekerjaan merupakan faktor penting yang memengaruhi pemahaman dan sikap masyarakat terhadap dampak membakar sampah, sehingga edukasi berbasis komunitas dan penyediaan sarana pengelolaan sampah yang layak sangat diperlukan untuk menekan praktik tersebut.</p>2025-10-26T00:02:26+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2111Faktor Programatik yang Mempengaruhi Rendahnya Capaian Indikator Pengendalian Hipertensi di Kota Palopo: Kajian Grounded Theory2025-10-26T00:05:31+00:00Harpandi Rahim Palewaiphandirahimanestesi@gmail.comArlin Adamarlin.adam73@gmail.com<p>Hipertensi merupakan penyakit tidak menular (PTM) dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Di Kota Palopo, capaian indikator pengendalian hipertensi seperti skrining dan pengendalian tekanan darah belum mencapai target nasional. Tujuan: Menganalisis faktor-faktor penyebab rendahnya capaian indikator PTM hipertensi berdasarkan perspektif pelaksana program menggunakan pendekatan epistemologi induktivisme. Metode: Penelitian kualitatif berbasis grounded theory dengan pendekatan induktivisme. Informan adalah 12 pelaksana program PTM hipertensi di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Palopo. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara mendalam, dianalisis dengan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil: Ditemukan lima tema utama: (1) kekurangan SDM dan pelatihan tidak rutin, (2) keterbatasan anggaran dan minimnya dukungan pemerintah daerah, (3) sarana-prasarana yang belum merata, (4) sistem pencatatan dan pelaporan yang belum optimal, (5) kebijakan lokal yang belum mendukung pelaksanaan program. Kesimpulan: Faktor paling berpengaruh adalah keterbatasan SDM. Pendekatan induktif berbasis data lapangan penting untuk merumuskan kebijakan yang kontekstual dan tepat sasaran.</p>2025-10-26T00:05:31+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2235Peningkatan Pemahaman Orang Tua Melalui Pelatihan Edukasi Gizi dan Praktik Orang Tua Dalam Pencegahan Stunting: Studi Kuasi Eksperimental di Gorontalo2025-10-27T11:20:36+00:00Ni Luh Arwatideby.darise@ubmg.ac.idDeby Sinta Darisedarisedeby1995@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Stunting masih menjadi masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia, termasuk di Provinsi Gorontalo yang prevalensinya terus meningkat setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan penyediaan komponen makanan bergizi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu balita terkait pencegahan stunting. Desain penelitian ini menggunakan kuasi-eksperimen dengan one group <em>pretest-posttest design</em>. Sampel sebanyak 72 orang yang memiliki balita usia 24-59 bulan, dengan tehnik pengambilan total sampling. Intervensi dilakukan melalui tiga sesi pelatihan dalam satu minggu, yang mencakup ceramah interaktif, focus group discussion (FGD), demonstrasi emosional (emo demo), praktik langsung, dan pemerian leaflet. data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji Paired Sample t-test. Hasil menunjukkan peningkatan. Signifikan pengetahuan ibu, dari rata-rata 34,38±4,67 menjadi 43,32±2,74 pada saat posttest. Sikap ibu juga meningkat., dari rata-rata 37,18±3,54 menjadi 41,58±2,43. Uji statistic menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05), yang berarti terdapat perbedaan sigifikan sebelum dan sesudah intervensi. Temuan ini menegaskan bahwa pelatihan gizi berbasis partisipatif mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua, serta berpotensi menjadi strategi efektif dalam menurunkan prevalensi stunting di Gorontalo.</p>2025-10-27T11:20:36+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2099Karakterisasi Fitokimia dan Gugus Fungsi Senyawa Alkaloid dan Flavonoid Kulit Batang Anamirta cocculus: Potensi Tanaman Endemik Papua Sebagai Obat Tradisional2025-10-27T11:25:54+00:00Windi Nur Fadhilahfadhilahwindi@gmail.comA.M. Muslihinfadhilahwindi@gmail.comRatih Arum Astutirastuti1293@gmail.com<p>Tali kuning <em>(Anamirta cocculus)</em> merupakan tanaman endemik Papua yang dikenal memiliki khasiat sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa alkaloid dan flavonoid dalam ekstrak kulit batang tali kuning menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan FTIR, dengan variasi jenis pelarut dan konsentrasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol menghasilkan kadar alkaloid tertinggi (0,778 mgAE/g) dan flavonoid tertinggi (0,524 mgQE/g), diikuti oleh etanol 90%, dan terendah pada etanol 70%. Gugus fungsi yang teridentifikasi dalam senyawa alkaloid dan flavonoid adalah O-H, N-H, C=O, dan C=C aromatik, serta senyawa lain seperti tanin dan terpenoid.</p>2025-10-27T11:25:54+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2125Peran Dukungan Sosial dalam Kepatuhan Terapi Antiretroviral pada Orang dengan HIV: Systematic Review2025-10-27T11:32:31+00:00Ghanis Kristiaghanis.kristia@gmail.comSitti Nur Djannahghanis.kristia@gmail.comYuniar Wardanighanis.kristia@gmail.com<p>Salah satu tantangan utama dalam pengendalian HIV adalah rendahnya kepatuhan Orang dengan HIV (ODHIV) dalam mengonsumsi terapi antiretroviral (ARV). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara dukungan sosial dan kepatuhan mengonsumsi ARV pada ODHIV melalui pendekatan systematic review dengan pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan pada periode Maret hingga Juli 2025 melalui database PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar dengan kata kunci <em>“arv AND adherence AND social support”</em>. Kriteria inklusi meliputi artikel penelitian asli dengan subjek ODHIV, tersedia dalam teks lengkap secara gratis, dan membahas hubungan antara dukungan sosial dan kepatuhan ARV. Artikel yang berbayar, berbentuk review, komentar, atau laporan yang tidak lengkap dikecualikan dari analisis. Dari 21.205 artikel yang ditemukan, 10 artikel memenuhi kriteria dan dianalisis lebih lanjut. Enam dari sepuluh artikel menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan sosial dan kepatuhan ARV. Bentuk dukungan sosial yang ditemukan mencakup dukungan keluarga, teman sebaya, kelompok dukungan, dan Pendamping Minum Obat (PMO). Pengungkapan status HIV dan kepuasan terhadap layanan kesehatan turut memperkuat efek dukungan sosial. Kesimpulan: Dukungan sosial memiliki peran penting dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV. Diperlukan penguatan intervensi berbasis komunitas yang melibatkan keluarga dan teman sebaya sebagai bagian dari strategi pengendalian HIV yang berkelanjutan dan partisipatif.</p>2025-10-27T11:32:31+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2212Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Pekerja Teknisi PT. PLN Palopo2025-10-27T12:22:56+00:00Rismayanti Yaminrismayantiyamin198@gmail.comDian Furqani Hamdanrismayantiyamin198@gmail.com<p>Kepatuhan terhadap penggunaan APD merupakan kesadaran dari pekerja agar terhindar dari potensi bahaya dan kecelakaan kerja yang dapat timbul ditempat kerja. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan penggunaan APD pada pekerja teknisi di PT.PLN (Persero) UP3 Palopo. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. . Populasi penelitian adalah pekerja teknisi di PT. PLN UP3 Palopo. Penarikan sampel menggunakan Total sampling yang berjumlah 93 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen kuesioner yang diisi secara mandiri oleh responden (self-reported). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan (<em>p-value</em>=0,000), Sikap (p-value= 0,009), Kenyamanan (p-value=0,033) dan Masa kerja (p=0,001) terhadap kepatuhan penggunaan APD. Analisis multivariat dengan regresi logistik ganda mengidentifikasi pengetahuan sebagai faktor dominan (OR= 18,486, 95% CI: 3,803-89,849) terhadap kepatuhan penggunaan APD. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik berkontribusi terhadap kepatuhan penggunaan APD</p>2025-10-27T12:22:56+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2146Determinan Lingkungan Tempat Kerja terhadap Kejadian Hipertensi: Studi Cross-Sectional di PT.X Kawasan Industri Kota Cimahi2025-10-27T12:25:55+00:00Muhamad Iqbalmuhamadiqbal@staff.poltekkesbandung.ac.id<p>Hipertensi menjadi masalah kesehatan utama pada pekerja industri, dengan lingkungan fisik kerja, terutama di daerah tropis seperti Indonesia, diduga sebagai faktor risiko signifikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara faktor iklim mikro kerja pencahayaan, suhu, dan kelembaban dengan kejadian hipertensi pada pekerja di sebuah pabrik manufaktur di Cimahi. Desain penelitian menggunakan pendekatan <em>cross-sectional</em> dengan 88 pekerja yang dipilih melalui purposive sampling. Pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan sphygmomanometer oleh dokter, sementara pencahayaan, suhu, dan kelembaban diukur dengan lux meter dan termohigrometer yang telah dikalibrasi. Data riwayat kesehatan dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan menggunakan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi yang tinggi (59,1%), dengan suhu lingkungan kerja memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian hipertensi (p=0,009). Pekerja yang terpapar suhu tidak memenuhi syarat memiliki proporsi hipertensi lebih dari tiga kali lipat dibandingkan pekerja normotensi. Sebaliknya, pencahayaan (p=0,229) dan kelembaban (p=0,800) tidak menunjukkan hubungan signifikan, meskipun pola distribusi kelembaban menunjukkan potensi untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa suhu lingkungan kerja merupakan faktor risiko dominan hipertensi pada pekerja industri di Indonesia. Implikasi praktisnya adalah perlunya intervensi pengendalian panas (<em>thermal stress</em>) dalam program K3, serta skrining tekanan darah rutin untuk pekerja terpapar suhu tinggi.</p>2025-10-27T12:25:55+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2272Hubungan Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) dengan Kualitas Tidur pada Pasien PPOK di Rumah Sakit Paru Provinsi Sumatera Utara2025-10-27T12:29:41+00:00Emelia Putri Br Sembiringemeliap813@gmail.comMasdalena Masdalenaslab12961@gmail.comJuliana Linaslab12961@gmail.com<p>Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit pernapasan kronik yang dapat dicegah dan diobati, terutama ditandai dengan obstruksi saluran napas yang menetap dan progresif serta peningkatan peradangan saluran napas akibat paparan gas atau partikulat beracun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan <em>Peak Expiratory Flow Rate</em> (PEFR) dengan kualitas tidur pasien PPOK yang dirawat di Rumah Sakit Paru Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain potong lintang, dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan signifikan antara APK dan kualitas tidur pada pasien PPOK dengan koefisien korelasi sebesar 0,672, koefisien determinasi (R2) sebesar 0,452, dan nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Analisis General Linear Model (GLM) lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor demografis pasien seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur (p > 0,05; R² = 0,029). Temuan ini menegaskan bahwa penurunan fungsi paru lebih dominan memengaruhi kualitas tidur pasien PPOK dibandingkan faktor demografis.</p>2025-10-27T12:29:40+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2191Uji Efektivitas Tanaman Patah Tulang (Euphorbia tirucalli) pada Mus musclus sebagai Antihiperglikemia2025-10-28T15:50:20+00:00Ifana Nur Fahiranurfahiraifana8@gmail.comA.M. Muslihinnurfahiraifana8@gmail.comIrwandi Irwandinurfahiraifana8@gmail.com<p>Hiperglikemia adalah kondisi dimana kadar gula dalam darah melebihi batas normal, sehingga hiperglikemia menjadi salah satu tanda dari penyakit diabetes melitus. Ekstrak tanaman patah tulang <em>(Euphorbia tirucalli) </em>diketahui memiliki kandungan senyawa yang berpotensi menurunkan kadar glukosa darah<em>. </em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan dosis efektif ekstrak tanaman patah tulang <em>(Euphorbia tirucalli) </em>sebagai antihiperglikemia pada mencit <em>(Mus musculus)</em> putih. Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa secara oral dengan membagi hewan uji kedalam 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok kontrol negatif diberikan Na CMC 1%, kelompok kontrol positif diberikan glibenklamid dengan dosis 5 mg, kelompok perlakuan diberikan sediaan suspensi tanaman patah tulang <em>(Euphorbia tirucalli) </em>dengan konsentrasi 2,5%, 5% dan 10%. Pengujian Pengukuran kadar glukosa darah dimulai pada menit 30, 60, 90, 120 dan 150 dengan menggunakan alat glukometer. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak tanaman memiliki aktivitas antihiperglikemia. Ekstrak tanaman patah tulang konsentrasi 2,5%, 5% dan 10% dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang mengalami hiperglikemia. Konsentrasi dosis yang paling efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yaitu konsentrasi ekstrak tanaman patah tulang 5% dan 10% dengan signifikansi >0,05 dengan kontrol positif.</p>2025-10-28T15:50:19+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2179Determinan Stunting pada Anak Usia 0–24 Bulan di Indonesia: Fokus pada Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor Ibu2025-10-28T15:54:25+00:00Christin Angelina FChaniaforcepta26@gmail.comChania ForceptaChaniaforcepta26@gmail.comWayan AryawatiChaniaforcepta26@gmail.comNova MuhaniChaniaforcepta26@gmail.comFitri Eka SariChaniaforcepta26@gmail.com<p>Stunting merupakan masalah gizi kronis yang menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama diakui penting untuk mencegah stunting, namun prevalensinya masih tinggi. Penelitian ini menganalisis faktor risiko pemberian ASI eksklusif terhadap stunting pada anak usia 0–24 bulan di Indonesia menggunakan data sekunder SSGI 2022. Sampel sebanyak 118.736 individu dipilih dari populasi 334.878 setelah memenuhi kriteria inklusi. Dengan desain potong lintang, analisis univariat, bivariat, dan multivariat (regresi logistik berganda) dilakukan. Hasil bivariat menunjukkan ASI eksklusif (p=0,000; OR=0,879) berperan sebagai faktor protektif terhadap stunting, sedangkan paritas (p=0,000; OR=1,315; OR=1,213), akses pelayanan kesehatan (p=0,000; OR=0,88), dan antenatal care (ANC) (p=0,000; OR=1,215) merupakan faktor risiko signifikan. Usia kehamilan pertama tidak signifikan (p=0,349). Dalam analisis multivariat, ANC menjadi variabel dominan, dengan ibu tanpa ANC standar berisiko 1,28 kali lebih tinggi mengalami stunting pada anak. Dukungan untuk kunjungan ANC, ASI eksklusif, dan gizi seimbang hingga anak berusia dua tahun sangat diperlukan.</p>2025-10-28T15:54:25+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2195Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Antimalaria Pada Pasien Malaria di Kabupaten Sorong2025-10-28T15:58:19+00:00Nur Khusna Yuniatrinurkhusnay@gmail.comLukman Hardialukman@unimudasorong.ac.idAngga Bayu Budiyantoanggabayubudiyanto@unimudasorong.ac.id<p>Malaria masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, khususnya di daerah endemis seperti Kecamatan Mayamuk, Papua Barat Daya. Ketepatan penggunaan obat antimalaria sangat penting untuk mencegah komplikasi, kekambuhan, dan resistensi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan obat antimalaria pada pasien malaria di Kabupaten Sorong periode 2024–2025. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>cross-sectional</em> dan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik total sampling, melibatkan 150 rekam medis pasien malaria di Puskesmas Mayamuk. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan karakteristik pasien dan pola penggunaan obat, serta bivariat dengan uji Chi-Square untuk menilai hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan jenis malaria. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien adalah laki-laki (56,7%) dengan kelompok usia terbanyak 19–59 tahun (44,0%). Jenis Malaria dominan adalah <em>Plasmodium vivax</em> (80,7%). Seluruh pasien (100%) memperoleh terapi kombinasi Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) + Primakuin sesuai pedoman nasional. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara usia dengan jenis malaria (p=0,965; OR=1,020; 95% CI: 0,430–2,417) maupun antara jenis kelamin dengan jenis malaria (p=0,324; OR=1,520; 95% CI: 0,659–3,507). Disimpulkan bahwa pengelolaan pengobatan malaria di Puskesmas Mayamuk telah dilaksanakan secara tepat dan rasional sesuai standar nasional.</p>2025-10-28T15:58:19+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2250Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dan Dampaknya Terhadap Mutu Pelayanan di RSUD Toto Kabila: Studi Kualitatif Deskriptif2025-10-29T22:37:00+00:00Mey Wulansari Sidikimeywulansari26@gmail.comSudarsono Sudarsonomeywulansari26@gmail.comImam Mashudimeywulansari26@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat bergantung pada kompetensi tenaga kesehatan sebagai ujung tombak penyelenggara layanan. Kualifikasi pendidikan menjadi faktor penting dalam menentukan efektivitas dan efisiensi pelayanan, namun masih ditemukan variasi latar belakang pendidikan yang tidak selalu relevan dengan bidang kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan dalam mendukung mutu pelayanan di RSUD Toto Kabila. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi terhadap tenaga medis, paramedis, administrasi, dan manajemen rumah sakit yang dipilih secara purposive. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan Huberman melalui proses reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan yang divalidasi dengan triangulasi. Hasil menunjukkan adanya variasi kualifikasi mulai dari diploma, sarjana, hingga non-kesehatan. Tenaga dengan kualifikasi sesuai bidang lebih memahami SOP, bekerja disiplin, dan memberikan pelayanan optimal, sementara tenaga yang tidak relevan menghadapi kendala teknis yang berdampak pada keterlambatan dan menurunnya kepuasan pasien. Ditemukan pula hambatan berupa keterbatasan tenaga berkualifikasi tepat, distribusi kerja tidak merata, dan minimnya pelatihan berkelanjutan. Penelitian ini menegaskan bahwa kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan berperan krusial dalam menjamin mutu pelayanan rumah sakit, khususnya di wilayah daerah.</p>2025-10-29T22:37:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2180Faktor Determinan Stunting pada Anak Usia 0–24 Bulan di Indonesia: Fokus pada MP-ASI dan Faktor Ibu2025-10-29T22:41:41+00:00Fitri Eka Sariketutsastini746@gmail.comKetut Sastiniketutsastini746@gmail.comChristin Angelina Fketutsastini746@gmail.comWayan Aryawatiketutsastini746@gmail.comNova Muhaniketutsastini746@gmail.com<p>Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, terutama pada bayi usia 0–24 bulan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko stunting pada bayi usia 0–24 bulan di Indonesia, dengan fokus pada pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan faktor maternal lainnya, menggunakan data sekunder dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Dengan desain potong lintang, penelitian melibatkan sampel 118.736 dari populasi 334.878, menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat melalui regresi logistik berganda. Hasil bivariat menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara waktu pemberian MP-ASI (p=0,776) atau usia ibu saat kehamilan pertama (p=0,349) dengan stunting. Sebaliknya, paritas, akses layanan kesehatan, dan kepatuhan antenatal care (ANC) memiliki hubungan signifikan (p=0,000). Analisis multivariat mengonfirmasi bahwa MP-ASI tidak signifikan terkait stunting (p=0,649), dengan paritas multigravida sebagai faktor dominan (OR=1,28 dibandingkan primigravida). Faktor maternal seperti paritas tinggi dan ANC tidak memadai lebih berpengaruh terhadap stunting. Pencegahan stunting memerlukan intervensi terpadu yang menargetkan peningkatan kesehatan ibu, cakupan ANC, dan akses layanan kesehatan selama 1.000 hari pertama kehidupan.</p>2025-10-29T22:41:41+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2268Strategi Manajemen Kesehatan Untuk Meningkatkan Partisipasi Keluarga Berencana: Studi Kualitatif di Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara2025-10-29T22:46:15+00:00Evi Ahmadahmadevi46@gmail.comArifin Tahireviahmad1126@gmail.comSudarsono Sudarsonoeviahmad1126@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Partisipasi masyarakat dalam Program Keluarga Berencana (KB) menjadi indikator penting dalam pengendalian pertumbuhan penduduk dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi manajemen kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program KB di Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik dan desain studi kasus ini melibatkan 30 informan yang terdiri atas pengelola program, tenaga kesehatan, kader, akseptor, dan tokoh masyarakat melalui wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi utama meliputi peningkatan kualitas pelayanan, penguatan sistem informasi dan edukasi, pemberdayaan kader, serta kolaborasi lintas sektor. Inovasi seperti pelatihan tenaga kesehatan, layanan mobile, pendekatan door-to-door, dan pemanfaatan aplikasi SIGA meningkatkan aksesibilitas dan komunikasi program. Hambatan utama mencakup keterbatasan geografis, sumber daya manusia, logistik, serta budaya patriarkal. Disimpulkan bahwa manajemen kesehatan yang komprehensif, adaptif, dan berbasis komunitas efektif meningkatkan partisipasi KB di wilayah rural.</p>2025-10-29T22:46:14+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2202Kualitas Pelayanan Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien: Studi Cross-Sectional di Rumah Sakit Umum di Indonesia2025-10-29T22:51:27+00:00Achmad Nawawibintangdoko98@gmail.comWayan AryawatiAchmadnawawi@gmail.comChristin Angelina FAchmadnawawi@gmail.com<p>Kepuasan pasien merupakan indikator utama kualitas layanan rumah sakit dan komponen penting dari kinerja sistem kesehatan di seluruh dunia. Secara global, <em>World Health Organization (WHO)</em> menekankan pentingnya pelayanan yang berpusat pada pasien (<em>patient-centered care</em>) sebagai pilar utama dalam mewujudkan <em>Universal Health Coverage (UHC)</em>. Namun, banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, masih menghadapi tantangan dalam memenuhi standar mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mutu pelayanan rumah sakit dengan kepuasan pasien menggunakan model SERVQUAL yang menilai lima dimensi mutu, yaitu <em>tangibles</em>, <em>reliability</em>, <em>responsiveness</em>, <em>assurance</em>, dan <em>empathy</em>, pada salah satu rumah sakit umum daerah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain <em>cross-sectional</em> dengan 143 pasien rawat jalan yang dipilih melalui <em>purposive sampling</em>. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berbasis SERVQUAL yang telah tervalidasi (Cronbach’s alpha > 0,8) dan dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh dimensi mutu pelayanan berhubungan signifikan dengan kepuasan pasien (p < 0,05), dengan <em>responsiveness</em> sebagai faktor paling dominan (OR = 51,211; p = 0,001). Mutu pelayanan berpengaruh kuat terhadap kepuasan pasien, sehingga peningkatan ketepatan waktu, komunikasi, dan perhatian tenaga kesehatan menjadi strategi penting dalam memperkuat kinerja rumah sakit dan kepercayaan pasien.</p>2025-10-29T22:51:27+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2153Faktor Determinan Kejadian Sindrome Baby blues Syndrome Pada Ibu Nifas di Kupang, Indonesia2025-10-30T14:49:48+00:00Sonida Srimega Diana BabisMeghababys@gmail.comAnderias Umbu RogaMeghababys@gmail.comMaria Magdalena Dwi WahyuniMeghababys@gmail.comImelda F. E. ManurungMeghababys@gmail.comSintha L. PurimahuaMeghababys@gmail.com<p>Sindrom <em>baby blues</em> pada ibu nifas adalah masalah kesehatan mental yang sering terjadi setelah melahirkan, namun seringkali diabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian sindrom <em>baby blues</em> pada ibu nifas di RSUD S. K. Lerik, Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 106 ibu nifas sebagai responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) dan dianalisis dengan uji chi-squaremdan dan regresi logistik. Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis persalinan (OR = 0,80; CI 95% = 0,10-0,63; p = 0,016), pengaruh dukungan suami (OR = 93,5; CI 95% = 11,41-767,05; p = 0,000), dukungan tenaga Kesehatan (OR = 3,32; CI 95% = 1,01-10,98; p = 0,049), dukungan keluarga (OR = 43,3; CI 95% = 5,45-344,72; p = 0,000) sedangkan jumlah anak tidak berpengaruh signifikan (OR = 0,00; CI 95% = 0,00-0,00; p = 1,000). Dukungan suami Adalah faktor terpenting untuk mencegah terjadinya <em>baby blues</em> syndrome.</p>2025-10-30T14:49:48+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2162Analisis Korelasi Tingkat Depresi dan Self-care Management Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa2025-10-30T14:55:05+00:00Lita JuwitaYulta@medikasuherman.ac.idMirawati Lestianalestiana.mdewi@gmail.comYulta KadangYulta@medikasuherman.ac.idTri Wahyuni IsmoyowatiYulta@medikasuherman.ac.id<p>Gagal ginjal kronis menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian,di abad ke-21. Sebagian penderita GGK tidak mampu menjalani kegiatan kesehariannya, termasuk bekerja, sehingga berdampak negatif terhadap aspek mental, fisik, sosial, serta kondisi ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengkaji keterkaitan antara tingkat depresi dan kemampuan <em>self-care management</em> dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSSM Cibinong. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional, dengan desain <em>cross sectional study</em>. penarikan sampel dengan teknik <em>purposive sampling dengan 73 sampel</em>. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner<em> BDI II, Self Care Management, KDQOL SFᵗᵐ-36 </em>yang sudah valid - reliabel dan dianalisis menggunakan <em>uji gamma. </em>Penelitian menunjukkan dari 73 responden didapatkan hasil tingkat depresi <em>p value</em> = 0,000; r = -0,972, <em>self</em><em> care management</em> <em>p value</em> = 0,000; r = 0,958 terdapat keterkaitan antara tingkat depresi dan kemampuan <em>self-care management </em>dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSSM Cibinong. Hubungan tingkat depresi dan kualitas hidup menunjukkan korelasi kuat ke arah negatif, artinya semakin tinggi depresi yang dialami pasien, maka semakin menurun kualitas hidupnya. Sebaliknya, <em>self-care management</em> memiliki korelasi kuat ke arah positif terhadap kualitas hidup, sehingga semakin baik pengelolaan perawatan diri pasien, semakin meningkat kualitas hidup yang di rasakan.</p>2025-10-30T14:55:05+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2258Formulasi Mie Berbasis Tepung Ulat Sagu (Rhynchophorus ferrugineus) dan Kunyit (Curcuma domestica Val.) sebagai Pangan Fungsional dengan Aktivitas Antioksidan Tinggi2025-10-30T14:59:57+00:00Astie Trisnawatiastie.sudir2107@gmail.comSumarlan Sumarlanastie.sudir2107@gmail.comNita Anggraeniastie.sudir2107@gmail.comTonsisius Jehamanastie.sudir2107@gmail.com<p>Ulat sagu dan kunyit keduanya merupakan sumber daya lokal yang kaya gizi dan antioksidan, yang berpotensi mencegah stres oksidatif, mengendalikan obesitas, dan penyakit metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan formula mie berbasis tepung ulat sagu dan kunyit sebagai produk pangan fungsional. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Analisis dilakukan dengan dua kali ulangan, meliputi uji proksimat, antioksidan dan daya terima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mie berbasis tepung ulat sagu dan kunyit memiliki kandungan gizi yang bervariasi tergantung formula yang digunakan. Kandungan protein tertinggi terdapat pada formula 8H4 sebesar 8,46%, Kandungan antioksidan tertinggi diperoleh pada formula 8H3 sebesar 428,94 µg/g dan uji hedonik diperoleh bahwa dari aspek warna, semua formula relatif dapat diterima konsumen dengan nilai p-value 0,341 (>0,05), menandakan tidak ada perbedaan signifikan antar formula. aroma terdapat perbedaan signifikan (p-value 0,024), tekstur terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0,008) dan rasa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0,099).</p>2025-10-30T14:59:57+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2313Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Hair tonic Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L)2025-10-30T15:02:30+00:00Restu Harisma Damayantirestuharisma@gmail.comRatih Nurwantirestuharisma@gmail.comEvi Mustiqawatirestuharisma@gmail.comYayuk Sri Rahayurestuharisma@gmail.comNurjannah Nurjannahrestuharisma@gmail.com<p>Daun pare (Momordica charantia L.) mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang menunjukkan aktivitas antibakteri, antioksidan, dan keratolitik, yang berpotensi meningkatkan mikrosirkulasi kulit kepala dan mendorong pertumbuhan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengevaluasi sifat fisik tonik rambut yang mengandung ekstrak etanol daun M. charantia. Ekstrak diperoleh melalui maserasi menggunakan etanol 96%, dan tiga formulasi disiapkan dengan konsentrasi ekstrak 2%, 3%, dan 4%. Evaluasi fisik meliputi sifat organoleptik, berat jenis, pH, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formulasi memenuhi persyaratan untuk uji organoleptik dan berat jenis. Nilai pH formulasi 2 dan 3 berada dalam kisaran yang dapat diterima untuk aplikasi kulit kepala (3,0–7,0), sedangkan formulasi 1 berada di bawah tingkat yang direkomendasikan. Namun, nilai viskositas semua formulasi lebih rendah dari standar yang disyaratkan (<5 cP). Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak daun Momordica charantia dapat dimasukkan ke dalam formulasi tonik rambut, meskipun optimasi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan viskositas dan stabilitas produk secara keseluruhan.</p>2025-10-30T15:02:29+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2185Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majene2025-10-31T06:48:55+00:00Rusda Anandarusdaananda@unsulbar.ac.idAchmad Mawardi Shabirachmadmawardishabir@unsulbar.ac.idHeriyati Heriyatiheriyati@unsulbar.ac.idNurgadima Achmad Djalaluddinnurgadima@unsulbar.ac.id<p>Iklim organisasi menjadi salah satu faktor anteseden OCB yang berfokus pada organisasi untuk menciptakan lingkungan organisasi yang sehat, aman, inovatif, dan efektif<em>.</em> Iklim organisasi yang positif dapat menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi pegawai untuk menunjukkan perilaku OCB. Penelitian terkait iklim organisasi dan OCB perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja individu serta kinerja organisasi. Di instansi kesehatan daerah masih sering ditemukan tantangan berupa keterbatasan sumber daya, tekanan administrasi, dan sistem birokrasi yang kaku. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh iklim organisasi terhadap OCB pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majene. Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan metode <em>cross sectional.</em> Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dengan metode pengambilan sampel menggunakan <em>total sampling. </em>Jumlah sampel sebanyak 84 responden. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS dengan uji statistik regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Majene tidak berpengaruh signifikan terhadap OCB pegawai (p <em>value </em>> 0,05). Iklim organisasi hanya berpengaruh sebesar 0,7% terhadap OCB, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lain di luar iklim organisasi lebih berperan dalam memengaruhi OCB pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Majene.</p>2025-10-31T06:48:55+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2264Efektifitas Akupresur dan Ice Gel Compress Terhadap Kemajuan Persalinan Kala 1 Fase Aktif Pada Ibu Bersalin di Fasilitas Pelayanan Primer2025-10-31T06:53:37+00:00Novianti Noviantihusnamaulida88@gmail.comRina Rinahusnamaulida88@gmail.comHusna Maulidahusnamaulida88@gmail.comAyu Jani Puspitasarihusnamaulida88@gmail.com<p>Selama proses persalinan terjadi peningkatan tingkat stress, nyeri dan durasi persalinan, sehingga diperlukan upaya untuk mendukung wanita dalam proses persalinan salah satunya metode akupresure dan ice gel kompress yang dapat mengurangi nyeri persalinan dan menguatkan kontraksi uterus sehingga memperpendek durasi persalinan melalui stimulasi pada titik L14 & SP6. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektifitas pemberian akupresure dan Ice Gel Compress terhadap kemajuan persalinan Kala 1 Fase Aktif di PMB wilayah Kerja Puskesmas Sawang. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>Quasi eksperimental</em>, dengan <em>posttest only control group design</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di PMB Wilayah Kerja Puskesmas Sawang dengan jumlah sampel sebanyak 34 ibu bersalin kala I fase aktif yang dibagi kedalam 2 kelompok (intervensi dan kontrol), Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>Consecutive sampling</em> dan analisa data menggunakan <em>mann whitney test. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi lama fase aktif kala 1 berlangsung cepat (≤ 6 jam) sebesar 76,5% dibandingkan pada kelompok kontrol yaitu 23,5%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian akupresure dan Ice Gel Compress terhadap Kemajuan Persalinan kala I Fase Aktif dengan nilai <em>p Value </em>0,020 (<0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemberian akupresure dan Ice Gel compress efektif meningkatkan kemajuan persalinan kala I Fase Aktif.</p>2025-10-31T06:53:37+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2090Age, BMI, and Medical History as Determinants of Infertility in Women of Reproductive Age2025-11-07T12:05:58+00:00Erna Yovi Kurniawatiyovi.raharjanto@gmail.comSyarief Thaufik Hidayattofikobg@gmail.com<p style="font-weight: 400;">Infertility is a complex, multifactorial condition influenced by various biological and lifestyle-related risk factors. This study aimed to examine the association between age, body mass index (BMI), and medical history with infertility among women of reproductive age. A cross-sectional analytical study was conducted among 180 women of reproductive age attending primary and secondary healthcare facilities in Yogyakarta and Central Java. Data were collected through structured interviews, anthropometric assessments, and medical record verification. Variables included age, BMI, relevant reproductive medical history (e.g., PCOS, thyroid disorders, endometriosis), and fertility status. Bivariate analyses and binary logistic regression were employed to identify significant predictors of infertility. The prevalence of infertility was 38.9%, with primary infertility comprising 62.9% of cases. Age ≥35 years (OR = 4.71; 95% CI: 2.10–10.57), abnormal BMI (OR = 3.97; 95% CI: 1.81–8.71), and reproductive-related illnesses (OR = 4.23; 95% CI: 1.97–9.08) were independently and significantly associated with infertility (p < 0.001 for all). These factors impair fertility through mechanisms involving hormonal dysregulation, metabolic imbalance, and chronic inflammation. Advanced maternal age, BMI deviations, and reproductive comorbidities are critical determinants of infertility among women of reproductive age. This study underscores the urgency of individualized fertility care within reproductive health strategies. Longitudinal and biomarker-based studies are recommended to further elucidate causal pathways and incorporate male infertility parameters.</p>2025-10-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2348Analisis Faktor Faktor Yang Memengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado2025-11-11T07:31:06+00:00Josicca Vinly Lukasiccajosicca@gmail.comJeanette I Ch. Manoppoiccajosicca@gmail.comNovie H. Rampenganiccajosicca@gmail.com<p>Waktu tunggu pelayanan rawat jalan merupakan salah satu indikator mutu penting dalam menilai kinerja rumah sakit. Standar nasional pelayanan di Indonesia menetapkan waktu tunggu optimal kurang dari 60 menit, namun masih banyak rumah sakit belum memenuhi target tersebut akibat keterbatasan tenaga kesehatan, alur pelayanan yang belum efisien, serta permasalahan sarana prasarana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi waktu tunggu pasien rawat jalan di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional terhadap 78 responden yang dipilih menggunakan <em>purposive sampling</em>. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan rekam medis, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik dengan bantuan program spss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pasien, pelayanan administrasi, sumber daya manusia, dan sarana prasarana memiliki hubungan yang signifikan dengan waktu tunggu pelayanan (p < 0,001). Uji regresi logistik menunjukkan model yang layak (Hosmer-Lemeshow p = 0,306), dengan faktor dominan adalah sarana prasarana (OR = 46.03; 95% CI = 3.16-669.98) diikuti sumber daya manusia (OR = 30.15; 95% CI = 4.00-226.91), pelayanan administrasi (OR = 24.87; 95% CI = 2.99-206.71), dan pengetahuan pasien (OR = 16.47; 95% CI = 2.04-132.86). Disimpulkan bahwa peningkatan sarana prasarana dan optimalisasi sumber daya manusia perlu menjadi prioritas manajemen rumah sakit untuk mempercepat waktu tunggu dan meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan.</p>2025-10-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/view/2357Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Kota Manado, Indonesia2025-11-13T23:06:38+00:00Hartika Angreine Malahrtikamala@gmail.comNova Hellen Kapantowhrtikamala@gmail.comErling David Kaunanghrtikamala@gmail.comGrace E. C. Korompishrtikamala@gmail.comJane M. F. Tahulendinghrtikamala@gmail.com<p>Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang paling umum dan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, ginjal, dan serebrovaskular. Kepatuhan pengobatan memainkan peran penting dalam mencapai hasil terapi yang optimal, namun tingkat kepatuhan masih suboptimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kepatuhan pengobatan antihipertensi di antara pasien yang mengunjungi Pusat Kesehatan Masyarakat Bahu di Manado, Indonesia. Desain cross-sectional diterapkan dengan melibatkan 86 responden yang dipilih secara purposif. Variabel independen meliputi durasi hipertensi, tingkat pengetahuan, aksesibilitas ke layanan kesehatan, dukungan keluarga, dan tingkat pendidikan. Kepatuhan pengobatan diukur menggunakan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Data dianalisis menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik. Analisis bivariat mengungkapkan hubungan yang signifikan antara kepatuhan dan durasi pengobatan (p=0,009), pengetahuan (p=0,004), akses ke layanan kesehatan (p=0,004), dukungan keluarga (p=0,032), dan tingkat pendidikan (p=0,002). Regresi logistik mengidentifikasi tingkat pendidikan (p=0,002; OR=5,809) sebagai faktor yang paling berpengaruh, diikuti oleh pengetahuan (p=0,008; OR=5,416). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang lebih baik secara signifikan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada pasien hipertensi. Penguatan edukasi pasien dan keterlibatan keluarga direkomendasikan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan.</p>2025-10-31T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##