Evaluation of Antibiotic Use in Surgical Patients at Rspau Dr. S. Hardjolukito Yogyakarta With ATC/DDD System
Abstract
Antibiotik merupakan terapi pengobatan untuk infeksi bakteri karena antibiotik telah mengurangi morbiditas serta meningkatkan keselamatan pasien yang mengalami infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik yang semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya resistensi antibiotik. Saat ini 70% bakteri penyebab infeksi di Rumah sakit setidaknya telah resisten terhadap paling tidak satu antibiotik yang biasa digunakan untuk pengobatan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluative dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan rekam medik RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan kuantitas penggunaan antibiotik anbacim (cefuroxime) paling tinggi yaitu sebesar 17,413 DDD/100 pasien-hari dan ceftriaxone 10,784 DDD/100 pasien-hari. Penggunaan antibiotik secara kuantitas paling banyak pada pasien bedah adalah anbacim (cefuroxime).
References
Badan POM RI. 2011. Gunakan Antibiotik Secara Rasional untuk Mencegah Kekebalan Kuman. Tersedia di http://www.depkes.go.id/article/view/1439/gunakan-antibiotik-secara-tepat--untuk-mencegah-kekebalan-kuman.html
Brahma, Marak, et al. ( 2012). Rational Use of Drug and Irrational Drug Combination. The Internet Journal of Pharmacologi.Vol 10:1.
Ding S. et al. (2013). Rationale for Antibiotic Prescriptions in the Hospital: An Evaluation of Its Application and Administration. Chinese Medical Record English Edition, March 2013, Vol. 1, No. 3 : Pages 88-91.
Guidelines for ATC Classification and DDD Assignment. 13th Edition [internet]. 2011 [cited 2011 November 3]. Available From http://www.whocc.no/filearchive/publications/2010 guidelines.pdf.
Gyssens IC, Broek PJ, Kullberg BJ, Hekster YA, Meer JW. Optimizing antimicrobial therapy: a method for antimicrobial drug use evaluation. J Antimicr Chemother. 1992; 30:724-7.
Kemenkes, (2011), Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik, Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Laurence, D. R., Bennet, P. N. 1987. Clinical Pharmacology. Sixth edition. Churchill livingstone, Edinburgh.
Meer, J.W.M Van der, Gyssens, IC. Quality of antimicrobial drug prescription in hospital [internet]. Article first publish online : 10 December 2003 [cited 2011 November 3]. Available from http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1469-0691.7.s6.3.x/pdf.
Menteri Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
Munaf, S., Chaidir, J. 1994. Obat antimikroba. Farmakologi UNSRI. EGC, Jakarta.
Nastiti, F. H.L. 2011. Pola Peresepan dan Kerasionalan Penggunaan Antimikroba pada Pasien Balita di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Skripsi. Program Studi Ekstensi Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Depok.
Neal, Michael J. Medical Pharmacology At a Glance. Edisi 5. Penerbit Erlangga. 2006. h. 81
Pangalila, Frans, dkk. 2019. Pedoman Antibiotik Empirik di Ruang Rawat Intensif. Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI).
Regional Health Forum WHO South-EastAsia. Antibiotics. Volume 2, number 2.[online] [2011Juli15]. Dapat diperoleh di:http://www.searo.who.int/en/Section1243/Section1310/ Section1343/Section1344/Section1350_5233.htm.
Sari A, Safitri I, (2016), Studi Penggunaan Antibiotika Pasien Pneumonia Anak di RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan Metode DDD, Jurnal ilmiah Ibnu Sina, 1(2) : 151 – 162.
WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology: ATC/DDD. 2011 [cited 2011 November 3]. Dapat diperoleh di http://www.whocc.no/.
WHO, (2003), Introduce to Drug Utilization Research, WHO Collaborating Centre for Drug Utilization Research and Clinical, Oslo.