The Effectiveness of Moringa (Moringa Oleifera) Bark Extract As A Repellent Against Aedes Aegypti
Abstract
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit tular vektor nyamuk yang sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) yang menyebabkan kesakitan dan kematian di masyarakat. Salah satu bentuk pencegahan terhadap penyakit DBD adalah pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti. Bentuk pengendalian vektor secara kimiawi adalah yang paling populer, salah satunya menggunakan repellent. Repellent yang beredar di pasaran masih banyak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mengendap di kulit, juga mencemari lingkungan. Ekstrak kulit batang kelor (Moringa oleifera) dapat digunakan sebagai insektisida nabati yang lebih ramah lingkungan dan tidak meninggalkan zat berbahaya di tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas kulit batang kelor konsentrasi 15%, 30%, 45%, 60% dan 75% sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental murni dengan rancangan penelitian posttest only control group design. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis didapatkan hasil P= 0,019 (P< 0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan efektivitas antara 5 kelompok konsentrasi. Rata-rata daya proteksi setiap konsentrasi ekstrak 15%, 30%, 45%, 60%, 75% berturut-turut adalah 88,5%, 91,7%, 92,2%, 100% dan 100%. Hasil hitung rata-rata daya proteksi repellent didapatkan hasil bahwa konsentrasi ekstrak 15% tidak efektif menjadi repellent, sedangkan konsentrasi ekstrak 30%, 45%, 60% dan 75% efektif sebagai repellent nyamuk.
References
Dinkes Kota Kupang. (2018). Profil Kesehatan Kota Kupang. https://dinkes-kotakupang.web.id/bank-data/category/1-profil-kesehatan.html
Fadlilah, A. L. N., Cahyati, W. H., & Windraswara, R. (2017). Uji Daya Proteksi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L) Dalam Sediaan Lotion Dengan Basis PEG400 Sebagai Repellent Terhadap Aedes aegypti. Jurnal Care Vol, 5(3).
Flugentius, B. U., Pakan, P. D., & Lada, C. O. (2020). Uji Efektivitas Repellent Dari Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. Cendana Medical Journal (CMJ), 8(3), 222–227.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf
Mustika, A. T., Widyanto, A., & Cahyono, T. (2020). Efektivitas Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya) Dan Waktu Pengujia Terhadap Jumlah Hinggap Nyamuk Aedes aegypti. Buletin Keslingmas, 39(3), 153–159.
Nurfadilah, A. F., & Moektiwardoyo, M. (2019). Potensi Tumbuhan Sebagai Repellent Aedes aegypti Vektor Demam Berdarah Dengue. Farmaka, 17(3), 84–90.
Pakan, P. D., Rini, D. I., & Setiono, K. W. (2020). Uji Efektivitas Ekstrak Biji Kelor (Moringa Oleifera L.) Sebagai Repelan Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Cendana Medical Journal (CMJ), 8(1), 485–490.
Raji, J., Melo, N., Castillo, J., Gonzalez, S., Saldana, V., Stensmyr, M., & DeGennaro, M. (2019). Aedes aegypti Mosquitoes Detect Acidic Volatiles Found in Human Odor Using the IR8a Pathway. Current Biology, 29, 1253-1262.e7. https://doi.org/10.1016/j.cub.2019.02.045
Werdiningsih, I., & Amalia, R. (2018). Lotion Ekstrak Daun Zodia (Evodia sauveolens) Sebagai Repellent Nyamuk Aedes sp. Jurnal Vektor Penyakit, 12(2), 103–108.
WHO. (2013). Guidelines for efficacy testing of spatial repellents. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/78142/9789241505024_eng.pdf
Yogantara, A. A. G. G., Wijaya, I. N., & Sritamin, M. (2017). Pengaruh beberapa jenis ekstrak daun gulma terhadap biologi ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana F.) di laboratorium. Jurnal Agroekoteknologi Tropika (Journal of Tropical Agroecotechnology), 370–377.
Zen, S., & Asih, T. (2017). Potensi Ekstrak Bunga Tahi Kotok (Tagetes erecta) sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegypti Yang Aman dan Ramah Lingkungan. Bioedukasi, 8(2), 142–149.