Faktor Penyebab Konflik Pemilihan Kepala Desa Serentak Di Kabupaten Halmahera Selatan

  • Marno Wance Universitas Pattimura
  • Abd Halil Hi Ibrahim
Keywords: Pilkades, konflik pemilihan, kandidat

Abstract

ABSTRACT

Pemilihan kepala desa serentak tahun  2016 yang dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Selatan menyisahkan konflik pilkades. Adapun desa yang mengikuti kontetasi pemilihan kepala desa (pilkades) serentak berjumlah 249 desa yang tersebar di 32 kecamatan. Pilkades serentak terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama yang dilaksanakan pada tanggal 20 November 2018 yang diikuti oleh 189 desa. Sedangkan 60 desa akan dilaksanakan pada tahap kedua. Pelaksanaaan pilkades tahap pertama mengalami konflik pilkades di 16 desa. Penyebabnya karena penyelenggara di tingkat desa berpihak kepala salah satu kandidat, tim tim sukses kandidat, dan kedekatan dengan penguasa daerah. Selainitu,konflik pilkades terjadi karenaaktor-aktor daerah melakukan intervensi pada proses pemilihan sehingga mengakibatkan konflik antara kandidat. Penelitian konflik pilkades di Halmahera selatan di lakukan pada dua desa dengan tujuan untuk membandingkan penyebab konflik dan model penyelesain kondlik pilkades. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan cara melakukan wawancara secara mendalam dengan pihak-pihak yang terlibat pada konflik pilkades di Halmahera Selatan. Manfaat dari hasil penelitian untuk menambah khasanah keilmuan tentang konflik pikades di tingkat desa.

 

Keywords: Pilkades, konflik pemilihan, kandidat

ABSTRACT

Simultaneous village head elections in 2016 held in South Halmahera Regencyended up with conflicts. There were 249villagesspread across 32 sub-districts participating in the village head elections. The simultaneous village headelections were divided into two phases in which the first one was held on 20 November 2018 taken by 189 villages. While 60 villages were held in the second phase. The first electionleft 16 casesof conflicts. The fact in the field revealed that the conclicts occured because there were some complaints coming from the losing candidatesthat the election organizers had taken side on one of the candidatesand their supporting teamwhichhad closeness to the regional leader. Besides,there were some actors intervening in the election that caused conflicts among candidates. Consideringthefacts, thisresearchwas conducted in two villages with the aim of comparing the conflicts in the villages andthe resolution models. The research method used was descriptive qualitative by conducting in-depth interviews with parties involved in the election conflicts. The benefits ofthe research is to increase the repertoire of knowledge about election conflict at the village level.

Keywords:head village election, election conflict, candidates

 

References

Aron, R. (1965). Main Currents In Sociological Thought II. New York: Howard R. dan Weaver H., Anchor.
Cahyono, H. (2005). Konflik Elit Politik Pedesaan. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Collins, R. (1975). Conflict Sociology. New York: New York Academic Press.
Eddy Kiswanto. (2014). Pemilihan Kepala Desa; Implementasi Peraturan Daerah di Kecamatan Rembang. Tesis Universitas Diponegoro .
Galtung, J. (2004). Kekerasan, Perdamaian, dan Penelitian Perdamaian . Jurnal Pemberdayaan .
Halifa, N. (2016). Politik Dinasti: Studi Kasus Kemenangan Dinasti Samidin Dalam Pilkades di Desa Banjar Kec. Kedungdung Kab. Sampang. Diss. Uin sunan Ampel surabaya, 2016. Dis.Uin Sunan Ampel .
Harold, D. L. (1936). Politics: Who Gets What, When, How, Ny: . Amaerika Serikat: hittlesey House.
Hidayat, I. (2009). Teori-Teori Politik. Malang: SETARA press.
HR, F. S., & Harakan, A. (2017). Eksklusivitas Adat Dalam Bingkai Demokrasi Di Indonesia. Jurnal Agregasi , 14-25.
Istifarin. (2016). Fenomena Politik Kekerasan dalam Pilkades di Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang Madura. Diss. Uin sunan ampel Surabaya. . Diss. Uin Sunan Ampel .
J.E.T., E. (1980). Max Weber The Interpretation of Social Reality. New York: Schocken Books New York.
Kusnad. (2002). Konflik Sosial Nelayan. LKIS Jakarta. Jakarta: LKIS.
Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Razak, & Harakan, A. (2017). Eksklusivitas Adat Dalam Bingkai Demokrasi Di Indonesia. Jurnal Agregasi , 14-25.
Sanit, A. (1997). Partai, Pemilu dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiadi, E. M., & Kolib, U. (2015). PENGANTAR SOSIOLOGI, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Suwardi. (2015). Politik Uang Dalam Pemilihan Kepala Desa tahun 2014: Studi Tentang Pemahaman Masyarakat Terhadap Politik Uang di Desa Poreh Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Diss. Uin sunan ampel Surabaya. digibli.uinsby .
Turner, J. (1991). The Structure of Sociological Theory. California: Wardworth Publising Company California.
Wance, M. &. (2019). Dominasi Kuasa pada Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. ARISTO , 204-227.
Zerunisa, R., & Winarni, F. (2017). Political Marketing Kandidat Dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) (Studi Kasus Desa Getan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten). Jurnal Student , 100-104.
http://kabarpulau.com/berita-konflik-Pilkades-di-halsel-cukup-memiriskan-.html. diakses pada Rabu 31 Mei 2017)
https://regional.kompas.com/read/2016/11/12/12450391/pemilihan.kepala.desa.serentak.di.halmahera.selatan.polisi.siagakan.kekuatan.penuh. di akses pada Rabu 31 Desember 2017)
Published
2019-11-27