Resistensi Aedes aegypti Terhadap Malation di Kecamatan Palu Utara Provinsi Sulawesi Tengah
Abstract
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penggunaan insektisida malation dalam waktu lama telah menyebabkan nyamuk Aedes aegypti menjadi resisten terhadapnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap malathion di Kecamatan Palu Utara. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan desain penelitian posttest only control group design. Analisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan uji kematian nyamuk terhadap insektisida. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kematian nyamuk Aedes aegypti terhadap malathion dengan konsentrasi 0,7% adalah 86,25%, sementara konsentrasi 0,8%, 0,9%, dan 1% adalah 100% nyamuk mati. Tidak ada kematian nyamuk pada kelompok kontrol (0%). Kesimpulan dari penelitian ini dengan konsentrasi 0,7%, status resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap malathion ditunjukkan toleran terhadap nyamuk Aedes aegypti, menunjukkan bahwa insektisida malathion masih dalam batas wajar. Konsentrasi 0,8%, 0,9%, dan 1% menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti rentan terhadap insektisida malathion, menunjukkan bahwa insektisida malathion masih dapat digunakan dalam pengedalian vektor DBD.
References
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (2022) ‘Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.’
Handayani, D. et al. (2020) ‘Kepadatan dan Uji Kerentanan Larva Aedes Aegypti di Kelurahan Pancur Pungah Kecamatan Muara Dua Kabupaten Okus Tahun 2019’, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 7(2), pp. 100–105.
Huong, V.D. et al. (2004) ‘Susceptibility of Aedes aegypti to insecticides in Viet Nam’, Dengue Bulletin, 28, pp. 179 183.’, Dangue Bulletin, 28, pp. 179–183.
Jastal, J. et al. (2005) ‘Uji Resistensi Nyamuk Aedes aegypti terhadap Malathion dibeberapa wilayah Kota Palu’.
Kementrian Kesehatam (2021) ‘Data Kasus Terbaru DBD di Indonesia.’
Mubarak, Satoto, T.B.T. and Umniyati, S.R. (2015) ‘Analisis Penggunaan Insektisida Malation dan Temefos Terhadap Vektor Demam Berdarah Dengue Aedes aegypti di Kota Kendari Sulawesi Tenggara’, Medula, 2(2), pp. 134–142.
Ponlawat, A. and Harrington, L.C. (2005) ‘Blood Feeding Patterns of Aedes aegypti and Aedes albopictus in Thailand’, Entomological Society of America, 45(5), pp. 844–849. Available at: doi: 10.1603/0022-2585(2005)042.
Riyadi, S., Baskoro, T. and Satoto, T. (2017) ‘Penggunaan insektisida dan uji kerentanan nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis di Kabupaten Purbalingga’, Berita Kedokteran Masyarakat, 33(10), pp. 459–466.
Saranani, M., Umniyati, S.R. and Satoto, T.B.T. (2013) ‘Organophosphate insecticide susceptible test and transovarial transmission detection of dengue virus on Aedes aegypti in Kendari’, Journal of thee Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran), 45(04), pp. 167–175. Available at: doi: 10.19106/jmedscie004504201303.
Satoto, T.B.T. et al. (2017) ‘Controlling Factors that Potentially against Transmission of Dengue Hemorrhagic Fever at State Elementary Schools in Yogyakarta’, Kesmas: National Public Health Journal, 11(4), pp. 178–184. Available at: https://doi.org/10.21109/kesmas.v11i4.1248.
World Health Organization (2016) ‘Aedes aegypti’. Available at: http://www.denguevirusnet.com/aedesaegypti. html.
Copyright (c) 2024 Novarianti Novarianti, Tjitrowati Djaafar, Djunaedil S. Syukur
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.